Kamis, 07 September 2017

Oh, Politik dan Demokrasi

"Heran!"

"Kenapa?"

"Katanya hidup di negara demokrasi, tapi kenapa tulisan kritis dibalas dengan aksi tirani dengan lapor ke polisi?"

"Terus?"

"Demokrasi harus bisa merawat perbedaan. Kritik lewat tulisan ya dibalas dengan tulisan! Itu baru namanya dialektika demokrasi!"

"Ah, bahasamu ketinggian! Itu hanya berlaku di dunia akademik. Di dunia politik, mana ada dialektika? Politik itu dunia rimba. Siapa kuat, dialah pemenangnya!"

"Hem, begitu ya. Tapi sebagian besar politisi negeri ini kan berasal dari kalangan akademisi juga. Di mana idealisme itu mereka simpan?"

"Bukan disimpan, melainkan dikubur. Percuma. Politisi yang masih bicara soal moral dan etika akan tersingkir dengan sendirinya."

"Waduh, ternyata sadis dan kotor ya politik itu!"

"Masih nanya? Faktanya demikian kok. Bahkan, sekadar untuk cari perhatian saja, ada kok yang tega membakar gedung sekolah. Jadi, kalau ada politisi yang lapor polisi karena ada tulisan yang dianggap menyudutkan junjungannya, ya wajar. Kenapa harus repot-repot membalas kritik dengan tulisan? Terlalu rumit dan berbelit-belit. Serahkan saja ke polisi, habis perkara!"

"???"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar